Dior Dior Dior

Desa Padaharja Jadi Percontohan Desa Anti Bullying Pertama di Tegal

Dior

Ini Peran Utama Satgas Anti Bullying yang Terbentuk di Desa Padaharja  Kabupaten Tegal - Tribunjateng.com
Ini Peran Utama Satgas Anti Bullying yang Terbentuk di Desa Padaharja Kabupaten Tegal

Program Desa Anti Bullying Dimulai di Padaharja Tegal, Targetkan Lingkungan Ramah Anak

Apa Kabar Tegal. KRAMAT – Pemerintah Kabupaten Tegal resmi meluncurkan Kick Off Desa Anti Bullying di Desa Padaharja, Kecamatan Kramat, Jumat, 13 Juni 2025. Program ini diinisiasi oleh Relawan Peduli Pendidikan, Perempuan, Ibu, dan Anak (RAPPPIA) Kabupaten Tegal sebagai bentuk upaya mencegah kekerasan dan perundungan terhadap anak.

Unsur Forkopimcam Kramat, para kepala desa dan kepala sekolah, anggota ormas, pelajar, kader PKK, serta tokoh masyarakat se-Kecamatan Kramat menghadiri acara tersebut. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman, yang menyebut bahwa peluncuran program ini adalah alarm serius untuk perlindungan anak.

Dior

“Desa Anti Bullying ini bukan sekadar peluncuran program, tetapi awal dari gerakan besar menciptakan lingkungan aman dan ramah anak,” ujar Ischak dalam sambutannya yang dibacakan oleh Plt Kepala Dinas DP3AP2KB, Winarto.

Baca Juga : 166 Bank Sampah di Tegal Ditargetkan Terbentuk, Ini Tujuannya

Menurutnya, perundungan atau bullying sudah menjadi ancaman nyata bagi tumbuh kembang anak, tak hanya berdampak fisik, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis jangka panjang. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat menerima lebih dari 2.300 laporan kekerasan terhadap anak sepanjang 2023. Kasus bullying mendominasi laporan tersebut, terutama di lingkungan pendidikan. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman justru kerap menjadi lokasi terjadinya perundungan. KPAI menyoroti pentingnya kolaborasi antara guru, orang tua, dan pemerintah untuk mencegah kekerasan anak. Pencegahan dan respons cepat terhadap bullying harus menjadi prioritas agar anak-anak merasa aman dan terlindungi. Data ini menegaskan perlunya edukasi dan pengawasan ketat dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari kekerasan. Perlindungan anak harus menjadi komitmen bersama.

“Ini bukan sekadar angka, ini alarm serius. Lebih dari 40 persen anak Indonesia pernah menjadi korban bullying, baik fisik, verbal, maupun cyberbullying,” tegasnya.

Ischak mendorong masyarakat desa untuk mengambil peran aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan saling menghormati bagi anak-anak. Dengan langkah konkret ini, budaya saling menghargai dapat tumbuh sejak usia dini. Ia berharap program ini dapat menjadi pemicu perubahan budaya, bukan sekadar seremoni belaka.

Sementara itu, Ketua Satgas Desa Anti Bullying Padaharja, Masduki, menyambut baik kegiatan ini dan berharap dapat berdampak langsung terhadap penurunan kenakalan remaja dan kekerasan terhadap anak.

“Semoga Kick Off Desa Anti Bullying ini bisa menjadi program unggulan Kabupaten Tegal dan berlanjut ke desa-desa lain,” ungkap Masduki.

Dior