Mediaex Mamuju – Kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, terus menjadi perhatian publik setelah laporan resmi menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada tahun 2025 ini. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Mamuju mencatat jumlah pengaduan kekerasan anak mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Bentuk kekerasan yang terjadi bervariasi, mulai dari kekerasan fisik, psikis, hingga kekerasan seksual.

Peningkatan ini menimbulkan keprihatinan mendalam karena anak seharusnya mendapatkan perlindungan maksimal, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Penyebab Kompleks
DP3A Mamuju menjelaskan, lonjakan kasus disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tekanan ekonomi keluarga, lemahnya pengawasan orang tua, hingga pengaruh lingkungan yang kurang kondusif. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga memunculkan risiko baru, seperti perundungan daring (cyberbullying) dan eksploitasi anak melalui media sosial.
“Banyak anak yang menjadi korban bukan hanya karena kekerasan langsung, tapi juga karena kurangnya kontrol dan komunikasi dari pihak keluarga,” ujar Kepala DP3A Mamuju.
Langkah Pemerintah Daerah
Untuk menekan angka kekerasan, Pemerintah Kabupaten Mamuju menggencarkan program pencegahan melalui edukasi, kampanye perlindungan anak, serta pendirian posko pengaduan di beberapa kecamatan. Selain itu, layanan hotline aduan juga dibuka untuk memudahkan masyarakat melapor jika melihat indikasi kekerasan.
Pihak kepolisian dan kejaksaan turut bersinergi dengan pemerintah daerah dalam penanganan kasus. Proses hukum ditegakkan tegas bagi pelaku, sementara korban mendapat pendampingan psikologis dan hukum dari lembaga terkait.
Baca Juga : Tokoh Adat dan Agama Imbau Warga Jaga Mamuju
Peran Masyarakat Sangat Diperlukan
Tokoh masyarakat Mamuju menilai, persoalan ini tidak bisa hanya diselesaikan oleh aparat pemerintah. Lingkungan sekitar harus ikut aktif melindungi anak-anak. Warga diminta untuk tidak ragu melaporkan dugaan kekerasan agar penanganan bisa lebih cepat.
“Keselamatan anak adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai ada yang menutup mata terhadap kasus kekerasan di sekitar kita,” tegas salah seorang tokoh adat.
Harapan Bersama
Peningkatan kasus kekerasan anak menjadi alarm penting bagi seluruh pihak. Ke depan, diharapkan program perlindungan anak di Mamuju dapat diperkuat dengan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, aparat hukum, lembaga pendidikan, hingga masyarakat.
Dengan komitmen bersama, anak-anak Mamuju diharapkan bisa tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan penuh kasih sayang tanpa harus lagi menjadi korban kekerasan.





