Ultimatum dari Mahasiswa
Mediaex Mamuju – Gelombang aspirasi masyarakat di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, semakin menguat setelah aliansi mahasiswa menyatakan siap turun ke jalan dalam waktu dekat. Mereka mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah daerah maupun pusat untuk segera menindaklanjuti sejumlah persoalan yang dinilai mengabaikan kepentingan rakyat.

Dalam pernyataan sikapnya, mahasiswa menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk protes terhadap berbagai kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat kecil. “Kami sudah berkali-kali menyuarakan aspirasi melalui forum resmi, namun tidak ada respon yang memuaskan. Jika pemerintah tetap diam, maka jalanan akan menjadi ruang bagi rakyat untuk bersuara,” ujar salah satu koordinator aksi.
Baca Juga : Mahasiswa Duduki Ruang Paripurna DPRD Mamuju, Desak Sikap Atas Tragedi Aksi Jakarta
Isu yang Disorot
Beberapa isu yang menjadi sorotan utama adalah tingginya harga kebutuhan pokok, persoalan infrastruktur yang belum merata, hingga problematika lapangan kerja yang minim. Mahasiswa juga menyoroti dugaan lemahnya penegakan hukum dalam kasus-kasus korupsi yang merugikan daerah.
Menurut mereka, kemarahan rakyat tidak boleh dianggap sepele. “Kemarahan rakyat adalah tanda peringatan bagi pemerintah. Jangan tunggu hingga rakyat benar-benar kehilangan kesabaran,” tegas mahasiswa dalam ultimatum tersebut.
Seruan Aksi Damai
Meski menggunakan istilah ultimatum, mahasiswa menekankan bahwa aksi yang akan dilakukan tetap bersifat damai dan konstitusional. Mereka menolak segala bentuk provokasi maupun tindakan anarkis yang dapat merusak citra gerakan rakyat.
“Tujuan kami adalah membangunkan kesadaran pemerintah agar kembali berpihak pada rakyat. Kami tidak ingin aksi ini ditunggangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” jelas perwakilan mahasiswa.
Respons Awal Pemerintah
Menanggapi ancaman aksi mahasiswa, pihak pemerintah daerah menyatakan siap membuka ruang dialog. Pemerintah berjanji akan menampung aspirasi serta mencari solusi bersama atas persoalan yang disuarakan. Meski demikian, mahasiswa menegaskan bahwa komitmen nyata lebih penting daripada sekadar janji.
Harapan ke Depan
Aksi mahasiswa di Mamuju ini dipandang sebagai refleksi dari semakin tingginya kesadaran generasi muda terhadap kondisi sosial politik. Mereka berharap pemerintah tidak memandang gerakan ini sebagai ancaman, melainkan sebagai mitra kritis dalam pembangunan daerah.
Jika tuntutan tidak segera direspons, mahasiswa memastikan aksi turun ke jalan akan menjadi kenyataan. “Kami hadir bukan untuk mengganggu, tetapi untuk mengingatkan bahwa kekuasaan berasal dari rakyat dan harus digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat,” tutup koordinator aksi.





