Mediaex Mamuju – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, kembali menjadi sorotan setelah puluhan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darus Qur’an Nur Hadis Nahdatul Waton Gentungan diduga mengalami keracunan, usai mengonsumsi makanan dari program tersebut.
Akibat kejadian itu, Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sinyonyoi ditutup sementara untuk proses penyelidikan.

Dapur SPPG Ditutup untuk Pemeriksaan
Kepala SPPG Sinyonyoi, Syahriani Jufri, membenarkan bahwa menu yang dikonsumsi para siswa berasal dari dapur yang dikelolanya. Namun, ia belum dapat memastikan apakah makanan tersebut menjadi penyebab utama dugaan keracunan.
“Memang benar makanan berasal dari dapur kami, tetapi kami masih menunggu hasil uji laboratorium dari pihak berwenang untuk memastikan penyebab pastinya,” ujar Syahriani, Kamis (23/10/2025).
Penutupan sementara dapur dilakukan sebagai langkah antisipatif agar tidak terjadi kasus serupa sambil menunggu hasil pemeriksaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju dan Balai POM Mamuju.
Baca Juga : Misteri Kapal Ambulans Hilang di Selat Makassar, Keluarga Berharap kepada Basarnas
Puluhan Siswa Alami Gejala Keracunan
Berdasarkan laporan sementara, lebih dari 30 siswa mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi makanan program MBG pada Rabu (22/10/2025). Sebagian dari mereka sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas setempat, namun seluruhnya telah dinyatakan dalam kondisi stabil.
Kepala Dinas Kesehatan Mamuju, dr. Rudi Manaf, mengatakan bahwa pihaknya sudah mengirimkan tim kesehatan ke lokasi untuk melakukan investigasi epidemiologi dan mengambil sampel makanan yang dicurigai.
“Kami sudah ambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium. Hasilnya akan menjadi dasar apakah kasus ini benar disebabkan oleh makanan dari dapur MBG atau faktor lain,” jelasnya.
Evaluasi Menyeluruh Program MBG
Kasus ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Mamuju. Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi, telah memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh dapur penyedia program MBG di wilayahnya, termasuk peningkatan standar kebersihan dan pengawasan distribusi makanan.
“Program MBG bertujuan menyehatkan anak-anak kita, bukan sebaliknya. Maka kami tidak akan mentolerir kelalaian yang membahayakan peserta didik,” tegas Sutinah.
Komitmen Perbaikan Sistem
Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama pihak terkait dikabarkan akan memperkuat protokol keamanan pangan di seluruh dapur penyedia MBG. Pemeriksaan bahan baku, kebersihan alat masak, dan rantai distribusi makanan akan menjadi fokus utama.
Dengan penutupan sementara dapur SPPG Sinyonyoi. Pemerintah berharap dapat memastikan bahwa seluruh proses penyajian makanan bagi siswa benar-benar memenuhi standar higienitas. Serta keamanan pangan yang ketat sebelum program kembali dijalankan.





